Peringati Hari Gerakan Menutup Aurat, KAMMI UNTIRTA Raya Selenggarakan Webinar

Peringati Hari Gerakan Menutup Aurat, KAMMI UNTIRTA Raya Selenggarakan Webinar

0
BAGIKAN

Serang (14/02/2021) – Melalui Webinar yang bertajukan “Jilbab: Antara Tameng atau Kerangkeng” Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UNTIRTA Raya memperingati Hari Gerakan Menutup Aurat yang rutin diperingati pada 14 Februari. Gerakan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran para kaum muslimin khususnya muslimah akan pentingnya menutup aurat sesuai ketentuan Al-Qur’an. Selain itu, gerakan ini rutin diadakan setiap tahunnya untuk menangkis hari valentine dan gerakan no hijab day.

Gerakan menutup aurat (Gemar) ini biasanya diperingati dengan melakukan long march, orasi hingga membagikan atribut Islam seperti jilbab, kaos kaki, handsock, dan sebagiannya. Namun dikarenakan Indonesia sedang dalam keadaan darurat Covid-19, aksi tersebut dialihkan dengan menyelenggarakan webinar. Webinar ini disambut antusias yang baik oleh puluhan peserta dari berbagai kota. Dan tidak hanya dihadiri oleh kaum wanita saja namun kaum pria pun ikut andil dalam menyemarakan webinar ini. Dalam webinar tersebut, Anis Maryuni Adi, S. IP., M. Si (Ketua Bidang Perempuan PP KAMMI 2019-2021) selaku pemateri memaparkan sejarah Jilbab di Indonesia dan melakukan diskusi terkait problematika jilbab di Indonesia.

Baca Juga :   Inilah Para Juara Turnamen Futsal KSBSI Cup dan Badminton Garteks Cup

Feni Wigandi, selaku Ketua Bidang Perempuan KAMMI FKIP UNTIRTA, mengatakan bahwa banyak sekali muslimah yang menganggap bahwa jilbab adalah sebuah kekangan dan membuat mereka tidak dapat mengekspresikan dirinya. Bahkan banyak aktivis perempuan saat ini yang mencoba untuk mengubah pola pikir muslimah dengan menganggap bahwa jilbab adalah sebuah pilihan bukan sebuah kewajiban. Tentu hal ini sangat meresahkan.

“Dengan adanya webinar ini diharapkan para muslimah dapat terbuka pikirannya bahwa dengan berjilbab mereka masih mampu berekspresi dan berprestasi. Dan jilbab ini juga bukan sebuah pilihan tapi sebuah kewajiban,” ujarnya. (NAF)

TINGGALKAN KOMENTAR